Monday, February 24, 2014

Roda Kehidupan Anak Adam




Kehidupan kita bagaikan roda.Iman kita adakala berada di atas dan di bawah.
      Basikal tua ini menarik perhatianku tika kembara solo di Pulau Pinang pada tahun baru 1 Jan 2012.

 


FIRMAN TUHAN DARI LISAN NABI;

“Wahai anak Adam!
 Bersabarlah dan bersikaplah rendah hati, pasti Aku memuliakanmu!
 Bersyukurlah pada-Ku, pasti Aku akan tambah untukmu.
 Mintalah ampunan kepada-Ku, pasti Aku mengampunimu.
 Jika engkau berdoa kepada-Ku, pasti Aku kabulkan.
 Bertaubatlah kepada-Ku, pasti Aku terima tobatmu.
 Mintalah kepada-Ku, pasti Kuberi!
 Bersedekahlah, pasti Aku berkahi rezekimu.
 Sambunglah tali silaturahim, pasti Aku panjangkan umurmu.
 Mintalah kepada-Ku, kesihatan, keselamatan, keikhlasan dalam kehendak, warak kepada-Ku dalam bertaubat, dan kekayaan dalam bersikap qanaah.

Wahai Anak Adam!
 Bagaimana engkau akan beribadah, padahal engkau masih kekenyangan?!
 Bagaimana engkau ingin mencintai Allah, padahal engkau cinta pada dunia?!
 Bagaimana engkau bisa cemas kepada Allah, padahal engkau takut miskin?!
 Bagaimana engkau bisa bersikap warak, padahal engkau tamak terhadap dunia?!
 Bagaimana engkau ingin mendapat redha Allah tanpa menolong fakir miskin?!
 Bagaimana engkau bisa mendapat redha-Nya padahal engkau bakhil?!
 Bagaimana engkau ingin mendapat surga, padahal engkau cinta pada dunia dan suka pada pujian?!

 Serta, bagaimana engkau ingin mendapat kebahagiaan, padahal ilmumu sangat sedikit?!”
Sesungguhnya karya Imam Ghazali belum pernah lagi mengecewakan aku .
Bait -bait indah senantiasa mencuit minda tanpa jemu.

Petikan dari kitab Kimiya As-Sa’adah berjaya mengoyah perasaan.
Jiwa pancit dan ragaku terkesan.

Memori silam menyulam dalam kelam malam, terasa ia bagai semalam.
Kalau waktu bisa kuputarkan, aku mahu padam jarum hitam.

Agar luka lama itu tercicir di liku jalanan,
Hilang dari roda- roda ingatan.

Pengalaman jadi pengajaran
Orang kata sabar itu separuh dari iman

Berkata memang mudah,
Percuma lagi murah.

Mereka itu cuma tahu berkata,
Tapi tak punya rasa.

Mungkin segalanya punya hikmah,
Harus belajar pasrah.

Aku bukan hafizah,
Apatah lagi alimah.

Perjalanan imanku masih jauh.
Perlahan lahan kayuh.

Masa untuk bangkit dari jatuh
Bonceng tanpa keluh, buang yang keruh.

Dunia hanyalah persinggahan
Surga destinasi impian.



No comments: